Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Administrasi Jakarta Timur
menyelenggarakan kegiatan "Peningkatan Pemahaman Pembauran
Kebangsaan" yang di buka Roberto Manurung (Kasubdit Idewasbang Kesbangpol)
dengan narasumber AKBP Muhammad Nasrun, SH, MH (Kepala BNNK Jakarta Timur),
Kompol Joko Waluyo, SH, MH (Waka Sat Binmas Polres Jakarta Timur) dan Hendarman
(Anggota FPK Jakarta Timur) Dalam
kegiatan ini dihadiri oleh peserta : 80 orang tokoh-tokoh lintas etnis yang
berasal dari Kecamatan Pulo Gadung, Cakung, dan Duren Sawit di Gedung A Kantor Walikota Jakarta
Timur, Selasa (30/7/2019).
Keberadaan FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) berdasarkan Permendagri No. 34 Tahun 2006 dan
Keberadaan FPK di Jakarta berdasarkan Pergub DKI No. 5 Tahun 2013, Keputusan Walikota Administras Jakarta Timur No, 509 Tahun 2018. Secara politis pengertian Pembauran Kebangsaan artinya penyatuan berbagai suku
bangsa, budaya, agama dan sosial dalam suatu wilayah beridentitas
nasional.
FPK Wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antar
warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, menantapkan, memelihara dan
mengembangkan pembauran kebangsaan.
Dalam marerinya Herdarman menyampaikan tentang Penyelenggaraan
Pembauran Kebangsaan diwilayah kota Administasi Jakarta Timur, dimana proses pelaksanaan yang integrasi anggota
masyarakat dari berbagai ras, suku dan etnis melalui interaksi sosial dalam
bidang bahasa, adat istiadat, seni, budaya dan perekonomian", kata Herdarman
"Tujuan pokok FPK adalah, menjaring aspirasi masyarakat
dibidang pembauran, menyelenggarakan forum dialog dengan pemuka adat, tokoh
masyarakat, tokoh suku/etnis/ras, tokoh mahasiswa dan ras. Merumuskan dan
merekomendasikan internal dan eksternal terhadap persoalan yang berkembang
ditengah masyarakat, khususnya masyarakat Kota Administrasi Jakarta
Timur", tutup Hendarman.
Kompol Joko Waluyo, SH, MH (Waka Sat Binmas Polres Jakarta
Timur) dalam materinya “Upaya penanggulangan Konflig Etnis/Suku secara teori
polisi”, menyampaikan beberapa solusi guna meminimalisir terjadinya kerawanan.
Rekonsolidasi antara presiden terpilih (Jokowi) dengan calon presiden (Prabowo
Subianto) mampu mendinginkan suhu politik.
“Sengketa lahan, aksi unjuk rasa, konflik etnis terkait masalah sosial
budaya karena teritorial antara kedua kelompok atau lebih, ini yang dominan
terjadinya konfik tetapi konflik etnis bernuansa kekerasan sering terjadi jatuh
korban” jelas Kompol Joko Waluyo.
Lebih lanjut Waka Sat Binmas Polres Jakarta Timur menyampaikan “pentingnya menjaga hubungan
antar masyarakat di lingkungan tempat tinggal yang multi etnis agar tidak
terjadi gesekan yang menyebabkan terjadinya aksi tawuran dan anarkisme” tambah Kompol
Joko Waluyo.
Kepala BNNK Jakarta Timur menyampaikan materi “Dampak
penyalahgunaan Narkoba terhadap ketahanan nasional”, Kampanye pencegahan
narkoba dengan sosialisasi narkoba keada masyarakat lebih efektif secara
langsun (orasi) daripada kampanye melalui media spanduk atau stiker” jelas
AKBP M. Nasrun, SH, MH.
“Zat Narkotika pada awalnya digunakan masyarakat dulu untuk
membius rasa sakit, agar rilek dan santai menghadapi rasa sakit, selanjutnya
narkoba yang berdampak stimulant banyak di salahgunakan untuk membangkitkan
semangat yang berlebihan dan menyebabkan rusak jaringan syaraf otak” tambah M.
Nasrun , SH, MH.
"Narkoba dapat mereusak tata kehidupan sosial kemasyarak
bisa menyebabkan anarkisme merusak ketahanan kebangsaan disamping itu
penyalahgunaan narkoba menyerap keuangan Negara untuk biaya rehabilitasi” pungkas
M. Nasrun, SH, MH.
Menurut Moderator acara Le Putra, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Administrasi Jakarta Timur
telah melaksanakan kegiatan kegiatan "Peningkatan Pemahaman Pembauran
Kebangsaan" 2 angkatan dari 5 angkatan yang direncanakan ditahun 2019,
selanjutnya Angkatan 3 sampai 5 akan diadakan pada Bulan Agustus - Oktober 2019
rencananya akan digelar di Kecamatan dan atau Kelurahan di wilayah Kota
Administrasi Jakarta Timur.
LEP
0 komentar :
Posting Komentar