Obat Tradisionals Ampuh dan Aman

  • Latest News

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Jumat, 25 Agustus 2017

    Patut Di Duga Malaysia Dukung Masuknya Narkoba ke Indonesia


    Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) mengeluarkan sebuah pernyataan mengejutkan di kantor BNN tanggal 23 Agustus 2017. Beliau menduga Malaysia mendukung masuknya narkoba ke Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan beliau terkait dengan operasi penangkapan sindikat narkoba Malaysia di Aceh dan Kalimantan. Ini kutipan dari ucapan beliau :


    Peredaran ini, saya bisa katakan bahwa Malaysia masih mensupport lancarnya narkotika masuk negara kita



    Salah satu hal yang dipermasalahkan oleh Buwas adalah adanya semacam pembiaran yang dilakukan pihak berwenang Malaysia terhadap kelompok-kelompok tertentu yang beroperasi di daerah perbatasan. Bahkan, kelompok-kelompok tersebut dapat dengan mudah mengatur jumlah yang akan dikirimkan ke tiap daerah. Berikut kutipan dari ucapan beliau terkait hal ini.



    Negara tetangga kita memang sengaja membiarkan para bandar narkoba mereka yang steril dari menggunakan narkoba untuk memanfaatkan daerah perbatasan. Mereka juga memasukkan tidak dalam jumlah besar sekaligus, satu ton bisa dibagi ke beberapa titik di wilayah Indonesia



    Apakah Kecurigaan Buwas Berlebihan?



    Pasti ada pihak yang pro dan kontra terkait pernyataan beliau. Apalagi, beliau berani mengatakan negara tetangga kita mendukung masuknya narkoba ke Indonesia. Ada beberapa hal yang mungkin bisa jadi pertimbangan untuk menentukan apakah pernyataan beliau tepat atau tidak.



    Di dalam salah satu artikel sumber di atas disebutkan bahwa diperkirakan setidak-tidaknya ada 100 kilogram narkoba masuk ke Indonesia setiap bulan. Jumlah yang masuk itu tidak sedikit dan seharusnya tidak sulit bagi pihak berwenang negara tetangga untuk menangkap dan memusnahkannya sebelum bisa dibawa ke Indonesia.



    Selain itu, Buwas juga mengungkap bahwa beliau kesulitan untuk menangkap kelompok-kelompok tersebut ketika datang ke negara tetangga. Setelah berkoordinasi dengan pihak berwenang di sana, tiba-tiba saja kelompok itu menghilang. Tentu, kita akan menduga ada oknum yang terlibat dalam hilangnya kelompok tersebut, karena tidak mungkin sebuah kelompok yang telah diincar tiba-tiba menghilang begitu saja.



    Sulitnya memberantas narkoba



    Ada satu hal penting yang dapat disimpulkan dari pernyataan Buwas, yaitu sungguh sulit untuk memberantas peredaran narkoba. Alasannya, tidak setiap negara memiliki komitmen yang sama untuk memberantas barang haram tersebut. Contoh negara yang sangat keras terhadap para bandar barang haram tersebut adalah Filipina. Sayangnya, kebijakan yang diambil oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, justru mendapat penolakan dari politisi dan masyarakatnya sendiri. Alasan para penolak itu adalah banyak orang yang tewas atau meninggal selama pelaksanaan kebijakan tersebut.



    Tentunya kita tidak berharap semua negara seperti Filipina, tapi seharusnya setiap negara menggunakan pedoman yang sama dalam memberantas peredaran narkoba, untuk yang diedarkan di dalam negeri dan yang diedarkan keluar dari negara mereka. Kalau mereka melarang peredaran narkoba di negaranya, maka mereka juga harus menghentikan aksi kelompok-kelompok yang mendistribusikan barang haram tersebut ke negara-negara lain. Jangan lah menggunakan prinsip “Biarkan pihak lain rusak, asalkan kita tidak”. Negara tetangga kita diduga dengan sengaja membiarkan kelompok-kelompok itu untuk beraksi di perbatasan. Tujuannya sudah jelas, biarkan barang haram tersebut merusak masyarakat di negara lain, terutama masyarakat Indonesia.



    Hal lain yang mungkin layak kita perhatikan bahwa dulu banyak pengedar yang tertangkap di bandara-bandara Indonesia saat datang dari penerbangan internasional. Ini menimbulkan tanda tanya, kenapa barang haram tersebut bisa lolos pemeriksaan sebelum terbang dari bandara asal. Apakah tidak ada pengawasan ketat di bandara terkait atau ada oknum-oknum yang bermain?



    Salah satu tantangannya adalah uang. Bisnis haram ini memang menghasilkan uang yang tidak sedikit, tetapi merusak kehidupan para penggunanya. Para pelaku menggunakan iming-iming uang untuk melicinkan aksi mereka. Bahkan, pelaku berani mencoba untuk menyuap petugas dengan nominal 10 M rupiah saat ditangkap dalam operasi penangkapan yang dilakukan di Kalimantan. Bagi para mafia untuk tersebut mungkin bisa mereka relakan, tapi bagi mereka yang digoda uang tersebut layaknya uang jatuh dari langit.



    Kesimpulan



    Ternyata, memang sulit untuk menemukan sebuah negara yang benar-benar mau memberantas narkoba. Lebih banyak mirip dengan di Indonesia. BNN tegas tapi tetap saja ada oknum yang membantu para mafia untuk beraksi. Di Indonesia, sudah masuk penjara pun masih bisa mengendalikan bisnisnya.

    Sumber 
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar :

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Patut Di Duga Malaysia Dukung Masuknya Narkoba ke Indonesia Rating: 5 Reviewed By: GentaraNews
    Scroll to Top