Kepala Badan Narkotika Nasional
(BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) mengeluarkan sebuah pernyataan mengejutkan di
kantor BNN tanggal 23 Agustus 2017. Beliau menduga Malaysia mendukung masuknya
narkoba ke Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan beliau terkait dengan
operasi penangkapan sindikat narkoba Malaysia di Aceh dan Kalimantan. Ini
kutipan dari ucapan beliau :
Peredaran ini, saya bisa katakan
bahwa Malaysia masih mensupport lancarnya narkotika masuk negara kita
Salah satu hal yang dipermasalahkan
oleh Buwas adalah adanya semacam pembiaran yang dilakukan pihak berwenang
Malaysia terhadap kelompok-kelompok tertentu yang beroperasi di daerah
perbatasan. Bahkan, kelompok-kelompok tersebut dapat dengan mudah mengatur jumlah
yang akan dikirimkan ke tiap daerah. Berikut kutipan dari ucapan beliau terkait
hal ini.
Negara tetangga kita memang sengaja
membiarkan para bandar narkoba mereka yang steril dari menggunakan narkoba
untuk memanfaatkan daerah perbatasan. Mereka juga memasukkan tidak dalam jumlah
besar sekaligus, satu ton bisa dibagi ke beberapa titik di wilayah Indonesia
Apakah Kecurigaan Buwas Berlebihan?
Pasti ada pihak yang pro dan kontra
terkait pernyataan beliau. Apalagi, beliau berani mengatakan negara tetangga
kita mendukung masuknya narkoba ke Indonesia. Ada beberapa hal yang mungkin
bisa jadi pertimbangan untuk menentukan apakah pernyataan beliau tepat atau
tidak.
Di dalam salah satu artikel sumber
di atas disebutkan bahwa diperkirakan setidak-tidaknya ada 100 kilogram narkoba
masuk ke Indonesia setiap bulan. Jumlah yang masuk itu tidak sedikit dan
seharusnya tidak sulit bagi pihak berwenang negara tetangga untuk menangkap dan
memusnahkannya sebelum bisa dibawa ke Indonesia.
Selain itu, Buwas juga mengungkap
bahwa beliau kesulitan untuk menangkap kelompok-kelompok tersebut ketika datang
ke negara tetangga. Setelah berkoordinasi dengan pihak berwenang di sana,
tiba-tiba saja kelompok itu menghilang. Tentu, kita akan menduga ada oknum yang
terlibat dalam hilangnya kelompok tersebut, karena tidak mungkin sebuah
kelompok yang telah diincar tiba-tiba menghilang begitu saja.
Sulitnya memberantas narkoba
Ada satu hal penting yang dapat
disimpulkan dari pernyataan Buwas, yaitu sungguh sulit untuk memberantas
peredaran narkoba. Alasannya, tidak setiap negara memiliki komitmen yang sama
untuk memberantas barang haram tersebut. Contoh negara yang sangat keras
terhadap para bandar barang haram tersebut adalah Filipina. Sayangnya,
kebijakan yang diambil oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, justru mendapat
penolakan dari politisi dan masyarakatnya sendiri. Alasan para penolak itu
adalah banyak orang yang tewas atau meninggal selama pelaksanaan kebijakan
tersebut.
Tentunya kita tidak berharap semua
negara seperti Filipina, tapi seharusnya setiap negara menggunakan pedoman yang
sama dalam memberantas peredaran narkoba, untuk yang diedarkan di dalam negeri
dan yang diedarkan keluar dari negara mereka. Kalau mereka melarang peredaran
narkoba di negaranya, maka mereka juga harus menghentikan aksi kelompok-kelompok
yang mendistribusikan barang haram tersebut ke negara-negara lain. Jangan lah
menggunakan prinsip “Biarkan pihak lain rusak, asalkan kita tidak”. Negara
tetangga kita diduga dengan sengaja membiarkan kelompok-kelompok itu untuk
beraksi di perbatasan. Tujuannya sudah jelas, biarkan barang haram tersebut
merusak masyarakat di negara lain, terutama masyarakat Indonesia.
Hal lain yang mungkin layak kita
perhatikan bahwa dulu banyak pengedar yang tertangkap di bandara-bandara
Indonesia saat datang dari penerbangan internasional. Ini menimbulkan tanda
tanya, kenapa barang haram tersebut bisa lolos pemeriksaan sebelum terbang dari
bandara asal. Apakah tidak ada pengawasan ketat di bandara terkait atau ada
oknum-oknum yang bermain?
Salah satu tantangannya adalah uang.
Bisnis haram ini memang menghasilkan uang yang tidak sedikit, tetapi merusak
kehidupan para penggunanya. Para pelaku menggunakan iming-iming uang untuk
melicinkan aksi mereka. Bahkan, pelaku
berani mencoba untuk menyuap petugas dengan nominal 10 M rupiah saat
ditangkap dalam operasi penangkapan yang dilakukan di Kalimantan. Bagi para
mafia untuk tersebut mungkin bisa mereka relakan, tapi bagi mereka yang digoda
uang tersebut layaknya uang jatuh dari langit.
Kesimpulan
Ternyata, memang sulit untuk
menemukan sebuah negara yang benar-benar mau memberantas narkoba. Lebih banyak
mirip dengan di Indonesia. BNN tegas tapi tetap saja ada oknum yang membantu
para mafia untuk beraksi. Di Indonesia, sudah masuk penjara pun masih bisa
mengendalikan bisnisnya.
Sumber
Sumber
0 komentar :
Posting Komentar