Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi
menyebut BNN sebagai salah satu instansi baromenter gerakan revolusi mental dan
menjadi lembaga kredibel yang menyelesaikan persoalan sosial.
Salah satu indikator revolusi mental yang tampak jelas
ditunjukkan BNN dalam bentuk implementasi pembinaan kepada para pengguna
narkoba. Artinya, penanganan kasus yang dilakukan BNN tidak hanya dalam konteks
penegakan hukum terhadap penjahat narkoba, akan tetapi ada langkah pembinaan
pada para penyalah guna narkoba.
Yuddi setuju dengan pola penanganan BNN terhadap penyalah
guna narkoba melalui rehabilitasi. “Seperti dikatakan Kepala BNN, angka
penyalah guna narkoba sudah menyentuh angka 4,2 juta jiwa, dan ini setara
dengan penduduk Singapura”, imbuh Menpan saat melakukan pertemuan tertutup
dengan Kepala BNN, di Cawang, Selasa (4/11).
Sebagai instansi yang melakukan pelayanan kepada publik, BNN
dituntut untuk bekerja lebih profesional agar bisa melayani kebutuhan
masyarakat, sehingga ke depannya tidak ada keluhan dari masyarakat yang merasa
dirugikan.
Dalam konteks rehabilitasi, Menpan berpesan agar BNN semakin
serius menggarap rehabilitasi sehingga benar-benar dapat membina para pengguna
sehingga ketika telah menyelesaikan program, mereka dapat kembali produktif di
tengah masyarakat.
“Jika BNN benar-benar serius, maka BNN akan jadi salah satu
ujung tombak yang dapat melakukan kampanye nasional revolusi mental untuk
generasi muda”, ujar menteri yang gemar olahraga ini.
Sebelum, mengakhiri pembicaraannya, Yuddi menilai pentingnya
masing-masing pihak untuk bekerja lintas sektoral, dan menghilangkan ego
sektoral, sehingga dengan sinergitas yang dijalin dengan maksimal akan
mendukung pembangunan nasional.
Sementara itu, Kepala BNN, DR Anang Iskandar mengatakan
pelayanan BNN terhadap masyarakat dalam konteks rehabilitasi telah menjadi
langkah yang sangat penting.
“Rehabilitasi dilakukan agar penggunanya pulih sehingga
mereka bisa kembali reintegrasi dan kembali produktif sehingga mereka tidak
akan menjadi beban negara dan keluarga”, pungkas Anang. (Humas BNN)
0 komentar :
Posting Komentar