Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASEAN
Ministerial Meeting on Drugs Matter (AMMDM), di Hotel Pullman, Jakarta Pusat,
Selasa (2/12).
Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar
Polisi Sumirat Dwiyanto mengatakan, pertemuan ini bertujuan menentukan langkah
yang akan dilakukan untuk menekan peredaran narkotika di kawasan ASEAN. “Kita
bisa bertukar informasi tentang kasus atau modus operandi antarnegara,” ujar
Sumirat, Selasa (2/12).
Ia menuturkan kerja sama yang diikuti 10 negara anggota
ASEAN ini bisa mencegah peredaran narkotika dari negara asal, negara transit,
maupun perbatasan atau peredaran yang sudah terlanjur masuk.
Sebelumnya, BNN juga sudah memberi pelatihan di Laos,
Kamboja, dan Timor Leste dalam rangka melakukan operasi bersama dan antisipasi
dari Indonesia dalam menangani narkotika. Penegak hukum di BNN juga beberapa
kali dilatih di Thailand.
Seorang delegasi dari Thailand mengatakan saat ini ASEAN
semakin terkoneksi dalam hal masalah keamanan narkoba dan kejahatan lainnya
sehingga diperlukan manajemen perbatasan yang bisa mengatur dan menyelesaikan
hal tersebut.
"Kita harus memikirkan ini ke depan," ujarnya.
Delegasi Malaysia menyarankan agar Pakistan, India dan China diundang dalam forum ini. Sebab menurutnya peredaran narkoba berasal dari tiga negara itu.
"Narkoba datang dari Pakistan, India dan China. Mengapa kita tidak mengundang mereka untuk melihat respons mereka," sarannya.
Delegasi United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) untuk ASEAN dan Pasifik Jeremy Douglas menambahkan bahwa penyelundupan narkoba adalah masalah kemananan. Dia bersedia membantu membuat harmonisasi regulasi soal narkoba di perbatasan
"Kita harus memikirkan ini ke depan," ujarnya.
Delegasi Malaysia menyarankan agar Pakistan, India dan China diundang dalam forum ini. Sebab menurutnya peredaran narkoba berasal dari tiga negara itu.
"Narkoba datang dari Pakistan, India dan China. Mengapa kita tidak mengundang mereka untuk melihat respons mereka," sarannya.
Delegasi United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) untuk ASEAN dan Pasifik Jeremy Douglas menambahkan bahwa penyelundupan narkoba adalah masalah kemananan. Dia bersedia membantu membuat harmonisasi regulasi soal narkoba di perbatasan
"Mengenai harmonisasi regulasi kami bisa membantu,"
kata Douglas.
Indonesia yang diwakili oleh Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Sumirat Dwiyanto mengatakan Indonesia berperan baik dalam memerangi peredaran narkoba yang melibatkan lintas negara. Indonesia telah melakukan berbagai macam pelatihan terkait pemberantasan narkoba bersama Laos, Kamboja, Thailand dan Timur Leste.
"Kami juga waktu itu ada pelatihan di Lido dan kerjasama di perbatasan termasuk pelatihan penegak hukum BNN di Thailand," ujar Sumirat.
Menurutnya, Indonesia berperan aktif dengan mengadakan pertemuan seperti ini. Di mana setiap negara bisa tukar menukar informasi terkait narkotika di negara ASEAN.
"Dengan lingkupan ASEAN kami bisa ungkap dan mencegah masuknya narkotik ke Indonesia," katanya.
Sumirat menambahkan, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberantas peredaran narkoba. Pertama dengan pencegahan di negara asal. Kedua, pencegahan di daerah transit atau perbatasan dan penindakan narkotika yang sudah terlanjur masuk.
"Kalau negara asal kita sudah bekerjasama," ujar Sumirat.
Pertemuan ini berlangsung selama Selasa-Rabu 2-3 Desember 2014 yang diikuti seluruh kepala BNN se-Asia Tenggara. Mereka membahas formulasi dalam mensinergikan kekuatan di tengah ancaman narkotika yang menyusup ke kawasan ASEAN.
Indonesia yang diwakili oleh Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Sumirat Dwiyanto mengatakan Indonesia berperan baik dalam memerangi peredaran narkoba yang melibatkan lintas negara. Indonesia telah melakukan berbagai macam pelatihan terkait pemberantasan narkoba bersama Laos, Kamboja, Thailand dan Timur Leste.
"Kami juga waktu itu ada pelatihan di Lido dan kerjasama di perbatasan termasuk pelatihan penegak hukum BNN di Thailand," ujar Sumirat.
Menurutnya, Indonesia berperan aktif dengan mengadakan pertemuan seperti ini. Di mana setiap negara bisa tukar menukar informasi terkait narkotika di negara ASEAN.
"Dengan lingkupan ASEAN kami bisa ungkap dan mencegah masuknya narkotik ke Indonesia," katanya.
Sumirat menambahkan, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberantas peredaran narkoba. Pertama dengan pencegahan di negara asal. Kedua, pencegahan di daerah transit atau perbatasan dan penindakan narkotika yang sudah terlanjur masuk.
"Kalau negara asal kita sudah bekerjasama," ujar Sumirat.
Pertemuan ini berlangsung selama Selasa-Rabu 2-3 Desember 2014 yang diikuti seluruh kepala BNN se-Asia Tenggara. Mereka membahas formulasi dalam mensinergikan kekuatan di tengah ancaman narkotika yang menyusup ke kawasan ASEAN.
0 komentar :
Posting Komentar