Meski mendapat predikat kota santri, namun Jombang masih menjadi 'surga' bagi pengguna narkoba. Peredaran narkoba di Jombang masih cukup tinggi. Hal itu terlihat dari hasil ungkap kasus yang dilakukan Polres setempat.
Data Satuan Reserse dan Narkoba Polres Jombang, selama 2017 (Januari - Mei) ini sebanyak 101 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. "Narkotika sebanyak 28 kasus dan obat keras berbahaya sebanyak 65 kasus," ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jombang AKP Hasran, Rabu (17/5/2017).
Hasran lantas membeber secara detail. Pada Januari terdapat 13 kasus yang terdiri 7 narkotika dan 6 obat keras. Dari situ polisi menetapkan 7 tersangka. Sedangkan barang bukti yang diamankan 1.168 butir pil dobel L dan 2,2 gram sabu-sabu (SS).
Selanjutnya Februari ada 16 kasus yang terdiri 9 narkotika dan 7 obat keras. Tersangka yang dibekuk sebanyak 19 orang. Bulan tersebut polisi menyita 9.201 butir pil dobel L dan 3,18 gram sabu, serta ganja 63,75 gram.
"Kalau bulam Maret terdapat 18 kasus yang terdiri 5 narkotika dan 13 obat keras. Tersangkanya 22 orang. Barang bukti yang kita amankan 1.995 butir pil double L dan 6,58 gram sabu," ujar Hasran sembari menunjukkan data yang dimaksud.
Bagaimana dengan bulan April? Menurut Hasran, jumlah kasus narkoba justru meningkat di April 2017, yakni mencapai 20 kasus. Rinciannya, lima kasus narkotika dan 15 obat keras, dengan tersangka 23 orang.
"Barang bukti yang kita sita pada April sebanyak 3.309 butir pil dobel L dan 16,44 gram sabu. Bula Mei ada 26 kasus yang terdiri 2 narkotika dan 24 obat keras dengan tersangka 29 orang. Barang bukti yang diamankan 3327 butir pil doble L dan 9,31 gram sabu," tambahnya.
Dia mengakui, peredaran narkotika di Jombang tertutama pil koplo sudah sangat meresahkan. Betapa tidak, pil haram tersebut sudah menyasar semua kalangan. Mulai anak, pelajar hinga manula. Dari pengangguran, buruh pabrik, hingga PNS (pegawai negeri sipil).
"Selama lima bulan itu sebanyak 101 orang kita jadikan tersangka. Dari jumlah itu, 12 diantaranya adalah anak-anak. Sementara total barang bukti yang kita sita sebanyak 19.000 pil dobel L dan 37,71 gram sabu," kata Hasran.
Hasran menegaskan, untuk menghambat laju peredaran narkoba itu, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi. Diantaranya, melaksanakan kegiatan ceramah pencegahan narkoba melalui dai cilik. Kemudian Bhabinkamtibmas yang ada di wilayah Jombang dengan tiga pilar memberikan imbauan tentang bahaya narkoba.
"Upaya itu kita lakukan sebagai komitmen guna mewujudkan Kabupaten Jombang bebas narkoba. Kami terus mengobarkan perang terhadap narkoba. Selain itu yang menjadi perhatian kita adalah penanganan peredaran miras (minuman keras)," pungkasnya. [suf]
Data Satuan Reserse dan Narkoba Polres Jombang, selama 2017 (Januari - Mei) ini sebanyak 101 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. "Narkotika sebanyak 28 kasus dan obat keras berbahaya sebanyak 65 kasus," ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jombang AKP Hasran, Rabu (17/5/2017).
Hasran lantas membeber secara detail. Pada Januari terdapat 13 kasus yang terdiri 7 narkotika dan 6 obat keras. Dari situ polisi menetapkan 7 tersangka. Sedangkan barang bukti yang diamankan 1.168 butir pil dobel L dan 2,2 gram sabu-sabu (SS).
Selanjutnya Februari ada 16 kasus yang terdiri 9 narkotika dan 7 obat keras. Tersangka yang dibekuk sebanyak 19 orang. Bulan tersebut polisi menyita 9.201 butir pil dobel L dan 3,18 gram sabu, serta ganja 63,75 gram.
"Kalau bulam Maret terdapat 18 kasus yang terdiri 5 narkotika dan 13 obat keras. Tersangkanya 22 orang. Barang bukti yang kita amankan 1.995 butir pil double L dan 6,58 gram sabu," ujar Hasran sembari menunjukkan data yang dimaksud.
Bagaimana dengan bulan April? Menurut Hasran, jumlah kasus narkoba justru meningkat di April 2017, yakni mencapai 20 kasus. Rinciannya, lima kasus narkotika dan 15 obat keras, dengan tersangka 23 orang.
"Barang bukti yang kita sita pada April sebanyak 3.309 butir pil dobel L dan 16,44 gram sabu. Bula Mei ada 26 kasus yang terdiri 2 narkotika dan 24 obat keras dengan tersangka 29 orang. Barang bukti yang diamankan 3327 butir pil doble L dan 9,31 gram sabu," tambahnya.
Dia mengakui, peredaran narkotika di Jombang tertutama pil koplo sudah sangat meresahkan. Betapa tidak, pil haram tersebut sudah menyasar semua kalangan. Mulai anak, pelajar hinga manula. Dari pengangguran, buruh pabrik, hingga PNS (pegawai negeri sipil).
"Selama lima bulan itu sebanyak 101 orang kita jadikan tersangka. Dari jumlah itu, 12 diantaranya adalah anak-anak. Sementara total barang bukti yang kita sita sebanyak 19.000 pil dobel L dan 37,71 gram sabu," kata Hasran.
Hasran menegaskan, untuk menghambat laju peredaran narkoba itu, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi. Diantaranya, melaksanakan kegiatan ceramah pencegahan narkoba melalui dai cilik. Kemudian Bhabinkamtibmas yang ada di wilayah Jombang dengan tiga pilar memberikan imbauan tentang bahaya narkoba.
"Upaya itu kita lakukan sebagai komitmen guna mewujudkan Kabupaten Jombang bebas narkoba. Kami terus mengobarkan perang terhadap narkoba. Selain itu yang menjadi perhatian kita adalah penanganan peredaran miras (minuman keras)," pungkasnya. [suf]
0 komentar :
Posting Komentar