Kejadian Baku tembak antara polisi dan sekelompok pengedar narkoba terjadi di wilayah Segitiga Emas. Akibat bentrokan bersenjata tersebut, sedikitnya menyebabkan sembilan orang dari kelompok pengedar obat-obatan terlarang tersebut tewas.
Gubernur Provinsi Chiang Rai Utara, Narongsak Osotthanakorn, mengatakan bahwa baku tembak tersebut terjadi sekira 2 kilometer dekat perbatasan dengan Myanmar. Kelompok pengedar dan penyelundup narkoba tersebut terdiri dari total 15 orang.
Sebelum terjadi baku tembak, sebelumnya polisi telah memberikan peringatan dan seruan untuk menyerahkan diri kepada para pelaku. Namun, hal tersebut diabaikan sehingga polisi terpaksa melakukan penyerangan.
"Polisi menemukan sekira 700 ribu tablet metamfetamin, bersama dengan senapan semi-otomatis," ujar Narongsak sebagaimana dikutip dari Asian Correspondent, Senin (15/5/2017).
Untuk diketahui, wilayah Segitiga Emas sendiri mengacu pada wilayah yang berbatasan dengan pegunungan Myanmar, Laos, dan Thailand. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil opium utama di Asia dan merupakan penghasil opium terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Latin.
Berdasarkan laporan PBB, produksi opium di daerah tersebut dan bisnis perdagangan obat bius meningkat tiga kali lipat sejak 2015. Badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) memperkirakan bahwa budi daya opium poppy telah meningkat lebih dari 2.000 hektare area antara 2013 dan 2015.
Wilayah Segitiga Emas selama bertahun-tahun telah menjadi zona perdagangan obat terlarang bagi para penyelundup narkoba. Hal ini karena wilayah perbatasan itu memiliki keamanan yang lebih longgar dan memungkinkan untuk menghindari aparat berwenang. (rav)
0 komentar :
Posting Komentar