Manusia memiliki kebutuhan alamiah untuk terikat dengan sesuatu. Saat bahagia dan sehat, kita akan mengikatkan diri dan berhubungan dengan satu sama lan. Namun ketika kita tidak dapat melakukan itu, baik karena adanya trauma, terisolasi atau memaksakan diri mengejar target ambisius sebuah pekerjaan atau sedang terpuruk, kita akan mengikatkan diri dengan sesuatu yang akan memberikan rasa lega.
Bisa jadi hal tersebut adalah sabu-sabu atau ganja. Keterikatan ini terjadi karena secara alamiah seseorang memang membutuhkannya.
Hal ini menggambarkan apabila kita memiliki kehidupan yang bahagia dan memiliki ikatan sosial yang kuat maka kita akan lebih cenderung menjauhi narkoba. Sebaliknya, jika kita merasa kesepian dan tertekan kita akan cenderung mengikatkan diri pada narkoba.
MENGAPA BANYAK ARTIS YANG MENGGUNAKAN ATAU MEMAKAI NARKOBA
Fenomena pemakaian narkoba jenis sabu dikalangan artis bukan hal yang baru. Termasuk kasus Ridho Rhoma. Anak kandung raja dangdut Rhoma Irama.
Kenapa banyak artis terjerat narkoba jenis sabu...?
Menurut Le Putra (Waketum Gema Nusantara Anti Narkoba), Sabu tergolong obat stimulan jenis metamfetamin, orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis. Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan peningkatan libido. Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
"Dari berbagai penelitian menunjukan bahwa pemakaian zat ini tidak diikuti dengan efek menurunnya kesadaran akibat zat tersebut (Sedasi). Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi", jelas Le Putra
Para artis kebanyakan, tidak saja di Indonesia, menyukai pergaulan dan interaksi sosial yang glamour. Glamour di sini berkonotasi kehidupan hura-hura dan eksklusif.
Terseret atau tidaknya seorang artis dalam lingkaran setan peredaran dan penggunaan narkotika sangat tergantung sejauhmana sang artis menyikapi ketenarannya atau kejatuhannya dari puncak ketenaran. Efek yang timbul kerap sama. Tenar dan banyak uang untuk dihambur-hamburkan.
"Pemakai boleh dikatakan sebagai korban, boleh pula dikatakan sebagai orang yang bodoh dan dibodoh-bodohi. Bertolak dari sudut pandang ini tidak selayaknya masyarakat lantas menganggap mereka rendah", pungkas Le Putra
Lep
Bisa jadi hal tersebut adalah sabu-sabu atau ganja. Keterikatan ini terjadi karena secara alamiah seseorang memang membutuhkannya.
Hal ini menggambarkan apabila kita memiliki kehidupan yang bahagia dan memiliki ikatan sosial yang kuat maka kita akan lebih cenderung menjauhi narkoba. Sebaliknya, jika kita merasa kesepian dan tertekan kita akan cenderung mengikatkan diri pada narkoba.
MENGAPA BANYAK ARTIS YANG MENGGUNAKAN ATAU MEMAKAI NARKOBA
Fenomena pemakaian narkoba jenis sabu dikalangan artis bukan hal yang baru. Termasuk kasus Ridho Rhoma. Anak kandung raja dangdut Rhoma Irama.
Kenapa banyak artis terjerat narkoba jenis sabu...?
Menurut Le Putra (Waketum Gema Nusantara Anti Narkoba), Sabu tergolong obat stimulan jenis metamfetamin, orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis. Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan peningkatan libido. Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
"Dari berbagai penelitian menunjukan bahwa pemakaian zat ini tidak diikuti dengan efek menurunnya kesadaran akibat zat tersebut (Sedasi). Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi", jelas Le Putra
Para artis kebanyakan, tidak saja di Indonesia, menyukai pergaulan dan interaksi sosial yang glamour. Glamour di sini berkonotasi kehidupan hura-hura dan eksklusif.
Terseret atau tidaknya seorang artis dalam lingkaran setan peredaran dan penggunaan narkotika sangat tergantung sejauhmana sang artis menyikapi ketenarannya atau kejatuhannya dari puncak ketenaran. Efek yang timbul kerap sama. Tenar dan banyak uang untuk dihambur-hamburkan.
"Pemakai boleh dikatakan sebagai korban, boleh pula dikatakan sebagai orang yang bodoh dan dibodoh-bodohi. Bertolak dari sudut pandang ini tidak selayaknya masyarakat lantas menganggap mereka rendah", pungkas Le Putra
Lep
0 komentar :
Posting Komentar