Patut diwaspadai. Penyalahguna narkotika dan obat terlarang (Narkoba) di Kota Manado tertinggi di Sulut. Data terakhir Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Manado, 7.000 warga terlibat barang haram tersebut.
Kepala BNNK Manado AKBP Elisar Sopacoly membeber, para penyalahguna didominasi oleh anak baru gede (ABG). “Sisanya warga yang hidupnya kelas menengah ke atas,” bebernya, Senin (15/8).
Menurutnya, obat terlarang yang sering disalahgunakan seperti somadril, komix, dan obat berbahaya jenis lainnya. “Dibandingkan 14 daerah di Sulut, Manado jadi target para pengedar. Sebab, data terakhir ada 7.000 warga Manado yang jadi penyalahguna, tertinggi di Sulut. Namun perlu diketahui, sebelumnya kami juga sudah merehabilitasi 300-an warga di beberapa klinik yang sudah ditentukan guna merawat para pecandu,” terang Sopacoly.
Terkait hukuman bagi para pelaku, menurutnya, BNNK juga bekerjasama dengan Polda dan Polresta. “Jadi para pelaku tetap diproses,” tegasnya. Adapun cara-cara pemberantasan yang telah dilakukan diantaranya melakukan pendekatan di berbagai instansi penting di Manado. “Salah satunya lewat program bahaya Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di lingkungan masyarakat,” tandasnya.
Kapolresta Manado Kombes Pol Hisar Siallagan ikut berkomentar. Menurut mantan Kapolres Bolmong tersebut, kasus narkoba jadi atensi penting. “Lebih baik orang tua atau keluarga ikut mengawasi. Laporkan jika ada gerak-gerik mencurigakan di lingkungan masing-masing. Petugas kami pasti menindaklanjuti laporannya,” tandas Sialagan.
Sejumlah warga pun berharap, pemberantasan narkoba di Manado harus diseriusi. Sebab, Manado Ibu Kota Provinsi Sulut. Apalagi sekarang sudah masuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pengawasan harus diperketat. “Kan akan ada banyak orang asing yang datang ke daerah ini. Siapa tahu ada turis yang bawa narkoba ke Manado. Atau daerah ini jadi sasaran baru para pengedar jika pengawasan tidak optimal,” tandas Destius Tarore.(gnr/gel)
0 komentar :
Posting Komentar